Skip to main content

#Day 1: I Need a Break on May Day

Gosh! Hari ini adalah hari pertama tantangan #30HariBlogging, masih ada 3 jam lagi sebelum hari pertama ini usai. 

Dan saya gak mau melewatkan hari pertama ini. Masa yang bikin tantangan gak ngejalanin, di hari pertama pula, gak lucu banget kan. Sedangkan yang lainnya, seperti Oza, Farah dan Lina mungkin sudah posting lebih dari satu.

Duh payahnya saya...

Padahal tau gak? Hari ini bertepatan dengan hari Buruh Nasional harusnya pekerja kayak saya ikut demo tuh di Bunderan HI atau berlibur gak kerja seperti hari ini hihiii *pasang muka ngarep*. Tapi yah demi ikut memperingati Hari Buruh ini saya bekerja terpaksa giat hari ini.


Huhu saya dikejar deadline, sampe-sampe saya harus ekstra multitasking dengan dua PC dan 1 handycam *lihat gambar*
 Malam ini juga saya harus nge-shoot video testimoni, ngedit video tersebut, kasih subtitle (plus2nya sama translating juga), dan ohhhhh otak saya jadi spanneng ini.

Maaf ya kawan postingan hari pertama saya ini sungguhlah kacrut. *lihat jam* *semoga belum jam 12*
Dan nampaknya demi memperingati Hari Pekerja Nasional ini, saya, sebagai buruh iklan, akan tidur di kantor kawan, bahkan gak akan tidur sampe kerjaan saya beres :(( huhuuhu
Hidup para pekerjaaaaa!!! yay!!

Comments

I'm_Oz said…
mungkin karena kaka lagi dalam suasana terburu2 ya? aku jadi bisa ngerasain rima terburu2nya kaka dalam ngejeasin hari kaka yang dikejar deadline.... hehehe lucu....
Nemo said…
Hahaha I wish I get some help Lol
Thanks Ozaaa
Hello I'm Na said…
Itu peralatannya banyak ya, kak? weleh. Semangat lemburnya, kak! Hebaaaat masih sempet nulis di blog :D hehe
I'm_Oz said…
As if I could help you ka.... Gambatte Kudasai Desi-San :D

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha

Quatrain About a Pot

"On a nameless clay I see your face once more My eyes are not that dim, obviously for seeing what is not there What is the worth of this pot, anyway, save part illusion? something that will break one day and for us to make eternal" (Goenawan Mohamad)

The Boy Who never Listened

One day a mother said to her son, "I must go out now and do some shopping. I want you to look after the house." "Yes, mother," the boy said. But he was not listening. He was interested only in his game. "There are three people will come to the house: first the butcher, then my friend and lastly a beggar," his mother explained. "Are you listening to me?!" cried the mother. "Yes, Mom," said the boy, but his eyes didn't leave his game. "Very well, when the butcher comes, tell him that his meat is too fat and he must never come here again!" ordered the mother. "Ask my friend to come in and give her a cup of tea. Finally give the pile of old clothes by the door to the beggar. Do you understand??" "All right Mom," answered the boy but still playing with his game. The mother went out and soon there was a knock at the door. The boy put his game down and went to open it. He saw a pile of clothes by the door. &qu