Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2010

Manusia Kabel

Ini si manusia kabel, hidupnya hampa tanpa semua itu, apakah ia juga hampa tanpa aku hehehe (lol)

Almost Lover

Lagu ini menyiratkan suatu kehilangan yang sangat dalam, seolah ada luka yang menganga dan perih. Liriknya penuh emosi sehingga saya selalu menangis mendengarkannya, hanyut dalam suasana melankolis di lagu ini ketika membayangkan kehilangan orang yang sangat saya sayangi. This is the lyric: Your fingertips across my skin , the palm trees swaying in the wind ..Images... You sang me Spanish lullabies , the sweetest sadness in your eyes (Clever trick) I never want to see you unhappy , I thought you'd want the same for me Goodbye, my almost lover Goodbye, my hopeless dream I'm trying not to think about you ....Can't you just let me be? So long, my luckless romance , My back is turned on you Should've known you'd bring me heartache Almost lovers always do We walked along a crowded street , you took my hand and danced with me Images .... And when you left you kissed my lips you told me you would never let forget these images, no I cannot go to the ocean I canno

I Think I Need a Sanctuary

Well, coretan ini hanya sekedar luapan hati saya di hari yang biasa. Selasa, 20 April 2010 tepatnya.... Saya bangun pagi seperti biasanya, tidak sholat karena saya sedang berhalangan. Saya seperti diinjak di dada dan dihantam di kepala, berat rasanya untuk bangun tadi pagi. Entah kenapa saya merasa bahwa 18 jam kedepan adalah waktu yang buruk yang akan saya lewati. Sugesti saat bangun tidur mungkin. Tapi memang benar, hari saya ini menjadi sangat buruk. Saya seperti kelabu lagi, pucat, tak ada senyum ketika saya melihat refleksi diri saya dalam cermin sebelum berangkat kerja. Jelek sekali, kuyu. Diperjalanan menuju tempat kerja (dibonceng motor), saya ditemani lagunya Fine Frenzy, Almost Lover yang mengalun via earphone selama emapat menit. Goodbye my Almost Lover, Goodbye my hopeless dream, I'm trying not to think about you... Can't you just let me be?.. I can't go to the ocean, I cannot try the street at night, I cannot wake up in the morning without you on my mind. So yo

Mari Berjudi!!

Eits jangan judge dulu judulnya. Ini bukan judi sembarang judi, bukan pula judi (teeett!!!) dalam lagunya Bang Aji Oma Irama, judi yang ini adalah judi yang kerap saya lakukan dalam hidup saya. Yup, bagi saya hidup adalah sebuah perjudian terutama jika saya dihadapkan dalam sebuah pilihan. Saya sangat tidak suka memilih, dan kalaupun saya harus memilih saya lebih cenderung mengikuti kata hati saya. Hati saya memang the God of Gambling. Kenapa dalam memilih saya menyebutnya berjudi? Itu karena terkadang dalam memilih saya kurang ataupun tidak menghitung untung ruginya sama sekali, baik atau buruknya saya pikirkan nanti. Lucu ya? Padahal saya mentitelkan diri saya sebagai seorang yang selalu patuh pada rencana, semuanya harus serba tersusun dengan rapi, semuanya haruslah matang. Tapi itulah logika saya yang selalu berjalan terorder, hati saya sepenuhnya chaos. Jadi saya membiarkan hasil dari perjudian ini dengan istilah let it flow , berjalan apa adanya, dan bukankah semua yang telah dan

I Need more than Pain Killer

Apakah benar adanya teori hard determinism yang diamini Spinoza? Bahwa kita hidup tidak mempunyai 'free will'. Kita bergerak mengikuti kemauan keadaan, kondisi dari keadaan itu? Bahwa Past, Present, dan Future sudah tetap adanya? Bahwa kehidupan yang ada sudahlah menjadi jalan kita. Takdir saya sebagai perempuan, beribu A berbapak B, mungkin iya, tapi nasib??? Pandangan hard determinism yang menganggap bahwa manusia tidak mempunyai free will dan bahwa konsep free will tersebut sangat berlawanan dengan kerangka determinisme (alam) membuat saya berpikir, bahwa menangisi dan meratapi hidup adalah sesuatu yang sia-sia belaka. Sesuatu yang tidak relevan. Karena hidup saya sudah ditentukan begitu adanya. Benarkah begitu? Namun jika Spinoza benar adanya, saya tetap ingin menangis malam ini, saya tetap merasa kecewa pada diri saya. Kecewa pada target, pada planning yang tidak (belum) tercapai dalam hidup saya. (Maklum saya orang yang begitu terorder, sehingga semua harus sesuai ren