Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2010

The Reader: a Slight View of Banality of Evil

Saya akan membahas tentang banality of evil lagi (duduk yang manis dan jangan bosan ya). Namun kali ini sepenggal banality of evil yang ada pada sebuah film, film yang telah lama sekali saya beli dan baru saya tonton beberapa waktu yang lalu. Judulnya The Reader . Film yang di sutradarai oleh Stephen Daldry (2008) ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama karangan Bernhard Schlink yang terbit pada tahun 1995. Sesuai dengan judulnya, dalam film berdurasi 124 menit ini kita akan disuguhkan oleh pembacaan-pembacaan karya sastra dan juga dialog yang panjang. Film ini bercerita tentang seb uah drama cinta terlarang seorang remaja pria dengan wanita yang umurnya jauh lebih tua darinya. Michael Berg (David Kross) dan Hannah Schimtz (Kate Winslet) terlibat dalam romantika cinta yang tak biasa. Berg yang masih duduk di bangku sekolah mencintai Schimtz seorang kondektur kereta api yang selalu ia temui secara diam-diam sepulang sekolah. Yang menurut saya unik dari kisah cinta Berg dan Sc

Kloset atau Diary?

Beberapa minggu yang lalu saya mengeluarkan isi lemari buku saya demi mencari sebuah novel yang saya lupa meletakkannya dimana, hingga pada akhirnya setelah dengan seenaknya saya menghamburkan buku-buku koleksi saya di atas kasur, barulah saya ingat bahwa novel yang saya ca ri terselip di lemari pakaian (Loh, kok bisa? entahlah) Dari pencarian tersebut, saya menemukan sebuah buku usang, warnanya telah berubah coklat dan saya telah hampir saja melupakan keberadaan buku tersebut. Itu adalah buku diary saya. Catatan harian yang setia menjadi tempat sampah bagi keseharian dan perasaan saya yang absurd. Sebelum akhirnya saya lebih mencintai blog ketimbang buku harian tersebut. Saya memang sangat menyukai diary atau apapun yang bisa merekam kehidupan saya dan membuatnya menjadi abadi. Segalanya saya tulis di sana, perasaan saya, kengerian saya, aktivitas saya, apapun. Lalu apa yang terjadi setelahnya, saya buka kembali lembaran-lembaran usang tersebut, dan membacanya tentu saja. Well, rasan

Dari #Dearmen

Dear Man, These are some funny things about girl that man should know if he wants to make his girl happy with him. (LOL) I found it on Twitter Trending Topic about #Dearman. #Dearmen , When your girl says “I love you”, She means it. #Dearmen , surprise her. Do things that make her smile, make her laugh, and make her want to kiss you right on the face. #Dearmen , When she's sad or sick, hang out with her or stay on the phone with her, even if shes not saying anything. #Dearmen , Leave her little unexpected notes. (Even if in the Twitter DM) saying how much she means to you. #Dearmen , Call her even if it's just to say hi. Call her back if she calls you.It means a lot to her. #Dearmen , Be spontaneous! When she starts yelling at you, listen to her and remember why you upset her so next time you won't. #Dearmen , Walk with her, even if its just around the block. #Dearmen , Take her to the library,playgrounds, and coffee shops. Tell her stupid jokes, whatever it ta

Banality of Evil

Astagfirullah.... Sungguh saya sangat tidak menyukai gambar yang saya posting sendiri di blog ini, (tengok gambar sebelah). Mengerikan bukan? Dengan alasan apapun dan untuk tujuan apapun saya sangat tidak menyukai dan mengutuk kekerasan. Cuplikan gambar di samping adalah sepenggal potret Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya di negeri saya tercinta Indonesia. Gambar tersebut saya ambil dari Harian Kompas.com yang menyoroti Satpol PP pada saat penggusuran makam Mbah Priok beberapa bulan yang lalu, (basi banget ya beritanya?). Di sana diberitakan bahwa ada sebanyak lima anak berusia belasan tahun yang sekarat setelah dipukuli oleh Satpol PP dengan tangan kosong dan tongkat di depan makam Mbah Priok. Meski sudah tersungkur babk belur dan tak berdaya di tanah, namun sejumlah Satpol PP tersebut terus memukuli lima anak tersebut secara bergantian. Tidak hanya satu orang, tapi anak-anak tersebut dikeroyok beramai-ramai. “Biarin, diamin saja biar mati sekalian. Teman kita

How to Handle Multi Levels Class

For the reason of class management efficiencies, some of the classes in New Concept English Education Center are managed in multi levels. Well, teaching class of children can be full of joys and distraction but teaching children with a different level of classes offers its own challenges to the teacher. Multi levels class can have different levels of students; it can be from the very beginning level, Pre-School up to the higher ones, elementary, or so on. On the surface, teaching multi levels class sometimes appears to be overwhelming. Successful multi levels class requires teachers to shift attention from teaching each group of multi level students and also to consider students as individuals, each with his or her own level of learning. Teachers who try to teach grade-specific curriculum to multiple-grade classrooms may become frustrated and often return to same-level class. Teachers who have instituted appropriate instructional strategies, however, find multi levels class to be exhi

Kenali Tubuhmu (I)

Informasi ini saya tulis khusus bagi kalian para perempuan. Penting? Ya, karena kita sebagai perempuan harus mengenali tubuh kita sendiri. Tabu? Sudah bukan jamannya lagi kit a bicarakan ini sebagai hal yang tabu, semoga bermanfaat… PUBERTAS, "Aku tidak mengenali diri sendiri!" Inilah yang sering terjadi pada saat kita (perempuan) berada dalam masa transisi, masa pubertas, saya lebih suka menyebutnya masa in-between. Yaitu sebuah masa dimana kita tak lagi berada dalam usia anak-anak tapi juga belum bisa dibilang sebagai wanita dewasa. Kalau Britney bilang sih, I'm not a girl not ye t a woman. Transisi, In-between, Pubertas, masa yang membingungkan. Dan karena saya sudah melewati masa itu sepuluh tahun yang lalu maka saya akan membagi apa yang saya ketahui pada kalian. Oke kita mulai dengan penjelasan tentang pubertas, Pubertas adalah sebuah tahap atau proses, dimana tubuh kamu akan mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi secara bertahapdan biasanya d

PMS dan Hantu Puncak Datang Bulan

Di awali oleh update status saya dan kekasih saya di Twitter tadi siang, Sel_Kelabu : "Bisakah aku sedikit lebih lembut kalo lagi marah-marah?" Hypereal : "@Sel_Kelabu ha ha mana mungkin marah-marah jadi lembut?" Sel_Kelabu : "@hypereal hmmm… *bersungut*" Hypereal : "@Sel_Kelabu marah-marah kenapa bu?" Sel_Kelabu : "@hypereal itulah… aku juga bingung. (lol)" Hypereal : "@Sel_Kelabu Sekarang tanggal berapa ya? Lol" Itulah, saya juga bingung kenapa saya marah-marah gak jelas tanpa alasan, sampai pada akhirnya kekasih saya menanyakan tanggal. Dia menanyakan tanggal bukan karena beberapa hari lagi dia akan ulang tahun tapi dia menanyakan tanggal tidak lain untuk mengingatkan saya akan sindrom bulanan (baca: PMS) yang kerap saya derita dan yang sering membuat emosi saya tak terkendali. Kemudian saya jadi teringat akan sebuah film Indonesia yang sampai saat ini saya masih bingung struktur kalimatnya, terutama pada judulnya. Lalu ap

Di Kotak itu Memang Hanya tersisa "Hope"

(Untuk seseorang yang selalu mengingat masa lalu....) Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Dan kau tidak mau tahu. Karena kau selalu ingin mengingat apa yang terjadi di hari kemarin. Itulah sebabnya kau cuma berdiam diri di situ. Dan Sendiri.... Perih mengingat yang telah terjadi... Takut, akan apa yang terjadi saat ini... Padahal kau masih terus di situ. Tidak kemana-mana... Mungkin untuk selamanya. Entahlah. Tak kan ada yang tahu. Kau terus bersembunyi dalam kotak itu, kotak yang di dalamnya hanya tersisa "hope" Hope yang membuatmu tetap hidup sampai saat ini. Tapi begini saja, hope itu sudah terlanjur menjadi api, dan anginpun bernyanyi menjadikannya mati. Jangan menangis dan mematung di situ. Pergilah dan carilah kotak yang lain! Nah... Seperti itu, jalanlah! Jangan terlalu sering menoleh, nanti kau menangis lagi. Hope adalah asa yang melarut bersama angin menjelajah benua. Carilah kotak berisi hope yang lain. Beranjaklah dan lupakan dia. "