Skip to main content

Di Kotak itu Memang Hanya tersisa "Hope"

(Untuk seseorang yang selalu mengingat masa lalu....)

Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di esok hari.
Dan kau tidak mau tahu. Karena kau selalu ingin mengingat apa yang terjadi di hari kemarin.
Itulah sebabnya kau cuma berdiam diri di situ.
Dan Sendiri....

Perih mengingat yang telah terjadi...
Takut, akan apa yang terjadi saat ini...

Padahal kau masih terus di situ. Tidak kemana-mana...
Mungkin untuk selamanya.
Entahlah.
Tak kan ada yang tahu.

Kau terus bersembunyi dalam kotak itu, kotak yang di dalamnya hanya tersisa "hope"
Hope yang membuatmu tetap hidup sampai saat ini.

Tapi begini saja, hope itu sudah terlanjur menjadi api, dan anginpun bernyanyi menjadikannya mati.
Jangan menangis dan mematung di situ. Pergilah dan carilah kotak yang lain!
Nah... Seperti itu, jalanlah!
Jangan terlalu sering menoleh, nanti kau menangis lagi.
Hope adalah asa yang melarut bersama angin menjelajah benua.
Carilah kotak berisi hope yang lain.

Beranjaklah dan lupakan dia.
"berhentilah mengharapkannya"
Kau tahu itu sia-sia...

Lupakanlah... Itu juga jika kau mampu....

Comments

Catur Haribowo said…
Klo punya gw kotaknya hitam Dez.

Popular posts from this blog

Jadikan Aku yang Kedua!

"Jadikan aku yang kedua... Buatlah diriku bahagia..." Lirik lagu Astrid ini tetiba terngiang-ngiang saat saya membaca status FB (anonim) yang di-share oleh teman saya. Baca deh... dan buat Ibu-Ibu yang anti poligami siap-siap geregetan yaaa... Terlepas ini postingan siapa, anonim sekalipun, saya cuma mau bilang, ke pasar gih Mbak, beli ketimun yang banyak. Oppss!! Sorry terdengar tidak senonoh dan hardcore yaaa, gimana nggak, kata-kata yang tertulis dalam statusnya juga seputar itu kan? "kenapa hanya tidur dipelukan satu istri saja?" Hey, menjadi seorang imam itu bukan hanya masalah di tempat tidur, dan statement itu lebih kepada nafsu bukan sunnah. Oke well, masalah nafsu, birahi, itu manusiawi dan sesuatu fitrah, jikaaa... hanya jika disampaikan dengan cara yang fitrah juga. Nafsu yang seperti ini selalu dikaitkan dengan sunnah, padahal (cmiiw, sunnah Nabi yang lain itu banyak keleeuuss, kalau memang tujuannya adalah mengikuti sunnah Nabi). Berpoligami t...

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha...