Skip to main content

Aku Cuma Ingin Seimbang.

Ada masa dimana aku merindukan diriku yang seutuhnya seimbang apa adanya, namun ada kalanya aku ingin keluar dari raga ini dan entah menjadi apa... bagai asap aku ingin menguap berkondensasi menghasilkan bulir-bulir air yang kemudian terserap tanah...aku ingin hilang.

Bagaimana jika aku menghilang dan meninggalkan orang orang yang ku sayang. Mereka tetap menjadi mereka dengan keberadaan maupun ketidakberadaanku. Aku ingin larut dalam kesempurnaan bayangan yang hanya membuatku tampak seperti aku pada diriku yang menginginkan keseimbangan.

Keseimbangan bagiku ada dalam keheningan yang kuciptakan sendiri, keterdiaman yang membuatku berpikir tentang aku, hidupku, tujuanku, dan hal-hal yang membuatku seperti ini, namun dalam keheningan itu, dalam keterdiaman kumendengar banyak suara yang menunutunku melakukan ini dan itu, membisikan ketelingaku yang benar dan yang salah, semua memintaku menjadi ini dan itu. Suara-suara dalam keheningan ini menjadikannku seperti orang lain yang tak kukenal, menjadi aku yang bukan aku.

Comments

Unknown said…
Aku bukan aku??? wah sepertinya ini hampir sama dengan aku, ku pikir hanya aku yang bukan aku, ternyata kau pun bukan kau... kita bikin POGJ yuk!!! Perkumpulan Orang Ga Jelas!!! :-) :-)
Dessy Aster said…
itu bisa menjadi we are when we are not right????

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha...

#Day 5: Kamu di mana?

Kamu di mana? Tolong kembalilah. Tidak tahukah engkau sedari tadi aku gusar, gundah gulana, dan mencak-mencak tak keruan mencarimu. Aku butuh kamu. Tadinya aku pikir kamu sudah berada di kamarku. Lalu aku pun mencari-cari di tiap sudut kamarku. Tapi kau tak terlihat juga. Padahal baru saja kita berbincang-bincang di ruang tamu bukan? Aku hanya meninggalkanmu sebentar saja, kau sudah menghilang. Aku bertanya pada ibu. Ia bilang mungkin kamu ada di kebun bunga matahari. Ehmm mungkin sih.  Ibu terlihat ragu. Aku pun akhirnya berlarian ke kebun bunga matahari. Tapi ternyata fiktif. Itu kebun biasa. Tak ada bunga, tak ada matahari, karena hari sudah malam. Dan kamu pun tak ada di sana. Aku bertanya pada Bapak. Ia menjawab sambil hening membaca koran tentang berita kenaikan harga cabe keriting dan kol gepeng di tanah air. Ia lebih tertarik akan berita ekonomi daripada menjawab pertanyaanku dengan benar. Ia cuma bilang. Mungkin di kamar mandi. Acuh. Aku menuj...