Skip to main content

Empat Sekawan The Series

Dear all,
Kalo Enid Blyton punya series Lima Sekawan yang super populer itu, boleh dong kalo saya juga pengen punya series Empat Sekawan yang super cute. Hihihihi... Oh iya sebelumnya perkenalkan dulu Empat Sekawan yang super cute versi saya ini.... 
Taraaaa... 


Perkenalkan ya dari atas dulu, kiri ke kanan, lalu bawah kiri-kanan...

Muhammad Azka Al Barra
Cowok yang lahir 22 Februari 2012 ini abangnya anggota Empat Sekawan. Disebut si Abang karena lahir lebih dulu dari tiga anak lainnya. Si abang yang berkulit putih ini cenderung pemalu tapi punya inner sight yang tajam. Sifat ke-abang-annya muncul tatkala geng empat sekawan ini dihadapkan pada masalah yang pelik dan rumit, ada saja komentar-komentar bijak yang keluar dari mulut si Abang ini. Si Abang ini “Easy Outside, Hard Inside” tampak luar si Abang terlihat sangat simple dan sederhana namun siapa nyana ternyata di dalam, si Abang bisa sangat complicated.

Selena Ammara Zahila, cewek bermata bulan ini satu-satunya makhluk yang paling anggun dalam Empat Sekawan. Suka kebersihan, cerewet dan gak doyan makan, “makan itu capek” begitu alasannya kalo disuruh makan. Cewek kelahiran 28 Januari 2013 ini berperasaan sensitif, namun berpengetahuan luas, teman-temannya menjulukinya si Wikipedia Berjalan. Dia suka bercerita. Ketika bercerita Seleen bisa sangat detail pada topik yang ia ceritakan. Oh iya, Seleen juga sangat perfeksionis dalam hal apa pun loh.

Yang pake aksesoris pacifier itu namanya Adra Adlina Nugroho, lahir 29 Maret 2013. Cewek montok dan centil ini punya rasa ingin tahu yang besar, ungkapan “my curiosity could kill a lion” sangat cocok untuk Adra yang suka penasaran pada hal apa pun yang tanpa disadarinya bisa mendatangkan bahaya pada dirinya. Meskipun montok tapi Adra bisa begitu aktif dan pecicilan dan meskipun centil Adra kadang bisa lebih perkasa daripada cowok-cowok di sekelilingnya. Adra kadang bertingkah nyeleneh, sehingga teman-temannya suka berkomentar, “Adra memang Adra-Adra saja”, Oh ya Adra bisa sangat marah besar dan cemberut seharian kalo apapun yang sudah ia rencanakan tau-tau berantakan.

Terakhir, yang paling muda tapi paling tengil bertopi Pororo namanya Mikhail Sakti Priyatna. Cowok yang lahir 14 Mei 2013 ini bukan cuma tengil tapi juga bawel, di otaknya tertampung banyak sekali ide, terutama ide untuk ngerjain temen-temennya. Namun meskipun tengil, anak yang sering dipanggil Mikeu atau Mikha ini mempunyai empati yang tinggi, peka, dan sangat bergantung pada feeling dalam tiap pengambilan keputusan. Kalau empat sekawan ini berada dalam bahaya, terkadang Mik yang maju lebih dulu. Sifatnya yang selalu ingin melindungi kadang membuatnya selalu dalam masalah.


Gitu deh kira-kira gambaran dan karakteristik tokoh-tokoh Empat Sekawan. Seri pertama yang akan saya tulis besok berjudul Adra dan Cermin Ajaib Mama. Jangan sampe kelewatan yaaaaa…

Oh iya, note untuk ibu-ibu (Intan, Cuel, Ratna) saya siap dapet cubitan mesra kalian looh kalo ada yang gak setuju sama karakter saya di atas. Please kritik dan sarannya yuaaaa

*wink*

Comments

UKI said…
Aku belum kenalan sama anggota nomer 2 ~~~(/'o')/
Waah.. Ceritanya mau bikin serial cerpen bocil-bocil ini ya,Bu? Ditungguu!!

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha

Quatrain About a Pot

"On a nameless clay I see your face once more My eyes are not that dim, obviously for seeing what is not there What is the worth of this pot, anyway, save part illusion? something that will break one day and for us to make eternal" (Goenawan Mohamad)

The Boy Who never Listened

One day a mother said to her son, "I must go out now and do some shopping. I want you to look after the house." "Yes, mother," the boy said. But he was not listening. He was interested only in his game. "There are three people will come to the house: first the butcher, then my friend and lastly a beggar," his mother explained. "Are you listening to me?!" cried the mother. "Yes, Mom," said the boy, but his eyes didn't leave his game. "Very well, when the butcher comes, tell him that his meat is too fat and he must never come here again!" ordered the mother. "Ask my friend to come in and give her a cup of tea. Finally give the pile of old clothes by the door to the beggar. Do you understand??" "All right Mom," answered the boy but still playing with his game. The mother went out and soon there was a knock at the door. The boy put his game down and went to open it. He saw a pile of clothes by the door. &qu