Tidak…
Bukan karena ada angin kencang yang meniupnya, tapi ada seekor camar hinggap di dahannya. Letih, ia mencengkramkan kaki-kakinya pada dahan berdaun itu.
Daun-daun gemerisik berbisik satu sama lain.
Apa yang membuatnya kesini? Tanya daun yang satu pada daun yang lainnya. Entahlah… Mengapa ia tak berkerumun seperti camar lainnya? Bermigrasi bersama-sama, berkelompok, bergumul seperti kita?
Camar menengadahkan mukanya menatap semesta terang di sana.
Berisik gemerisik di sini…. Batinnya. Ia hanya ingin beristirahat lalu kemudian melanjutkan lagi perjalanannya.
Mereka…
Mereka telah salah. Bukan hanya Elang yang mampu terbang tinggi walau sendiri, akupun mampu, bisik Camar pada gemerisik berisik daun.
Ia hendak terbang…
Ancang-ancangnya membuat daun pohon mangga itu bergoyang lagi meski tak ada angin yang meniupnya.
~best regard to Jieb Man~
Comments