Skip to main content

Teropong dan Cermin

Kebanyakan orang sekarang lebih suka menggunakan teropong ketimbang melihat cermin.
Kenapa?
Karena dengan cermin orang bisa melihat dirinya sendiri, meski tak utuh namun orang bisa melihat wajahnya yang bertopeng atau tidak, tersenyum atau menyeringai, mata bersorot kebencian atau kebohongan. Semua dapat dilihat sendiri, bhakan mereka dapat melihat kekuragan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan mereka sendiri. Dan SEHARUSNYA mereka memahami akan kesalahan-kesalahan dan kekurangan mereka.

Tapi nampaknya orang-orang lebih memilih teropong.
Kenapa?
Jika melihat dengan teropong, maka yang terlihat adalah image orang lain. Setiap detil gerak maupun ucapan orang lain tersebut diperhatikan dan dipelajari dengan seksama dan di rekam secara utuh. Kemudian mereka--si pengguna teropong--akan menyimpulkan hasil pengamatan itu dengan istilah "baik" dan "buruk". Lalu mereka mulai mempergunjingkan baik itu nilai "baik" dan "buruk" (meski kebanyakan yang buruknya) si object yang mereka amati lewat teropong.


Setelah itu datanglah si pembawa kayu bakar, menawarkan kayu bakarnya pada mereka yang lebih suka menggunakan teropong....

Comments

Popular posts from this blog

Jadikan Aku yang Kedua!

"Jadikan aku yang kedua... Buatlah diriku bahagia..." Lirik lagu Astrid ini tetiba terngiang-ngiang saat saya membaca status FB (anonim) yang di-share oleh teman saya. Baca deh... dan buat Ibu-Ibu yang anti poligami siap-siap geregetan yaaa... Terlepas ini postingan siapa, anonim sekalipun, saya cuma mau bilang, ke pasar gih Mbak, beli ketimun yang banyak. Oppss!! Sorry terdengar tidak senonoh dan hardcore yaaa, gimana nggak, kata-kata yang tertulis dalam statusnya juga seputar itu kan? "kenapa hanya tidur dipelukan satu istri saja?" Hey, menjadi seorang imam itu bukan hanya masalah di tempat tidur, dan statement itu lebih kepada nafsu bukan sunnah. Oke well, masalah nafsu, birahi, itu manusiawi dan sesuatu fitrah, jikaaa... hanya jika disampaikan dengan cara yang fitrah juga. Nafsu yang seperti ini selalu dikaitkan dengan sunnah, padahal (cmiiw, sunnah Nabi yang lain itu banyak keleeuuss, kalau memang tujuannya adalah mengikuti sunnah Nabi). Berpoligami t...

#Day 7: Daisy, Kumbang dan Matahari Bercerita pada Taman

Than there to look upon the daisy, That for good reason men do name The ‘day’s-eye’ or else the ‘eye of day,’ The  Empress,  and flower of flowers all. I pray to God good may her befall.   ~Chaucer   Adalah bunga liar nan tumbuh bergerombol, kecil-kecil dengan warna putih dan nektarnya yang kuning, semarak menghiasi taman dengan kemilau yang mengharmonisasi hijau daun dan alang-alang. Ia selalu ingin bisa seperti mereka yang indah dan anggun menghiasi taman. Ia kemudian hanya bisa tersenyum simpul, tangkai dan kelopaknya berdansa kian kemari tatkala angin semilir meniup kehidupannya yang nyaris sempurna. Chaucer berfilosofi, daisy adalah "the day's eye" matanya hari, matahari. Ia mencuri bentuk Matahari. Bentuknya menyerupai mata sang hari, yang begitu indah menerangi. Tapi di sudut taman ini, ada setangkai Daisy yang merasa kelabu, harapannya kosong. Daisy yang tidak pernah bisa percaya diri, Daisy yang tidak pernah bisa melihat bahwa dirinya sa...