Skip to main content

Jakarta Flona Festival 2011

I've told you that I'm a biggest fan of flower. And on Friday 22nd of July in the middle of my busy work hours, my friends asked me to join them to Jakarta Flona (Flora and Fauna) Festival 2011 in Lapangan Banteng, Central Jakarta. Luckily that wasn't very far from my office, it took only 15 minutes by car. Aaaannd yupiiieee, I was so glad seeing so many flowers and other plants out there.

And I found a heaven there...., simply like this. They're so colorful, bright, and fresh as you can see from the picture.
Do you know things about flowers?
Ralph Waldo Emerson said that, "Flowers, are a proud assertion that a ray of beauty outvalues all the utilities of the world." And for me, yes absolutely they are. They're just like the most beautiful product God creates to the face of the earth. They give earth fragrance, their colors speak beauty, and when they bloom it seems that they give a hope to life.
(Carnation)

Can you see that flowers have their own characteristic and personality? They bring emotion, any kind of emotion; happiness, cheer, strength, sadness, hope, femininity, or even power.

(Cactus)

Here some women seemed to buy some plants.

(Red Orchid)

As this was Flona Festival, of course it's not only about the floral, but also the faunas, even tho I rarely saw animals there. Most of them were just pets, and you know what? I'm not that interested enough in pet except this one attracted my attention. These cocks (ops! I think I should choose another diction) I mean these roosters can really laugh. They made me laugh their laughter ha ha ha. Seriously, the can laugh a human laughter.


Comments

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha...

#Day 7: Daisy, Kumbang dan Matahari Bercerita pada Taman

Than there to look upon the daisy, That for good reason men do name The ‘day’s-eye’ or else the ‘eye of day,’ The  Empress,  and flower of flowers all. I pray to God good may her befall.   ~Chaucer   Adalah bunga liar nan tumbuh bergerombol, kecil-kecil dengan warna putih dan nektarnya yang kuning, semarak menghiasi taman dengan kemilau yang mengharmonisasi hijau daun dan alang-alang. Ia selalu ingin bisa seperti mereka yang indah dan anggun menghiasi taman. Ia kemudian hanya bisa tersenyum simpul, tangkai dan kelopaknya berdansa kian kemari tatkala angin semilir meniup kehidupannya yang nyaris sempurna. Chaucer berfilosofi, daisy adalah "the day's eye" matanya hari, matahari. Ia mencuri bentuk Matahari. Bentuknya menyerupai mata sang hari, yang begitu indah menerangi. Tapi di sudut taman ini, ada setangkai Daisy yang merasa kelabu, harapannya kosong. Daisy yang tidak pernah bisa percaya diri, Daisy yang tidak pernah bisa melihat bahwa dirinya sa...