Skip to main content

SUN day yang full of SUN ray

Dinamakan Sunday, harinya Matahari, karena Sunday ini begitu teriknya, begitu panasnya. Ohh Bekasi menjadi begitu gerah, pusing, terik, silau, seperti padang gersang.

Hai dikau Matahari, yang bertengger di atas sana, tunggu hingga aku dapat menggapaimu.
Akan ku simpan kau dalam mangkok airku. Kurendam panasmu dengan batu es lalu ku gantungkan kembali di atap bumi. Bersinar, tanpa tatap nanar. Dan pusing atas panas di kepalaku tak jadi.

Matahari sang mata, tunggu hingga aku dapat memilikimu, akan kuhadiahi engkau sebuah cermin, biar pantulan cahayamu tenggelam bersama Senja.

Wahai sang Mata, tunggu hingga ku dapat merengkuhmu. Akan kupagut engkau dan
kubiarkan kau menginjak tanah, bermain hujan, berlarian mengejar serangga, terjatuh, serta bersenandung katak dalam kubangannya. Tek dung… tek dung…

Seandainya dapat ku gapai Matahari.
Hari ini, bukan nanti
.


Best Regard to Qariah

Comments

Anonymous said…
Ktika matahari menjawab :
Mengapa dkau harus mengeluh kepada ku?
Mengapa dkau harus menangkap ku, kemudian kau siram dengan air es yg kau sendiri tau bahwa aq sangat benci padax!
Mengapa dkau harus me-magut ku dan harus berlaku yg bukan pribadi q.
Mengapa tidak kau tanyakan kpada si-pembuat sebutan Sunday! Yg bgitu q mendengarx semakin membuat ego ku menggelembung seluas pancaran chaya q!
Tp q hanya khan berlaku ego skali dlm 1 minggu mu. Krn esok hingga 5 hari slanjutx q akan lbh berbesar hati untk berbagi hari dgn mendung, hujan & angin. Hingga tak ad pening yg membelenggu tiap kpala & q kan ikut bsenandung tek dung . . . tek dung . . . Untuk tiap cria sang kodok!
:D
Anonymous said…
Hai hai, Teguh komentnya bermakna sekali :) tau gak kenapa aku ingin menggapai Matahari, memagutnya, membawanya ke bumi, merendamnya dalam mangkuk berisi es? Karena kupikir Matahari jenuh berada selalu di atas sana, bertengger memberikan cahaya dan kehidupan bagi kami makhluk bumi yg kadang tak bersyukur atas kehidupan, yg selalu saja mengeluh atas cahayanya. Kurasa ia capek melihat tingkah kami, kurasa ia terbebani meskipun yg dilakukannya semua dengan keikhlasan. Aku ingin menggapainya untuk tau apa isi hatinya...

Dez
(koment dr hape rada susah pake akun gmail)
Anonymous said…
Lagi2 tguh speechless & cuma bìsa manggut2 sambil senyum ndiri. Tguh gag tau udah ad org yg bilang ky gni ato blm sm deasy.
"cara bpikir & sudut pandang deasy itu extraordinary! Dlm hal ini bukan aneh yg tguh maksud. Tp deasy bsa melihat dr sisi yg org laen jarang bahkan gag pnah jamah! Kalaupun ad itu hanya dlm bilangan yg sangat kcil!"
Bnyk hal baru yg tguh dpt!
Kembali ke topik, hehehe maaf keluar jalur dkit :D
Ktika tiap milimeter isi hati & fikiran sang matahari yg kni tlah terpagut dbumi ini deasy ketahui, apa yg kan deasy lakukan?!
Ktika ikhlas dan besar hati lah yg memenuhi hati sang mata untk selalu memberìkan sentuhan hangat khidupan.
: )
By: dfrogprince
Dessy Aster said…
Ah Teguh berlebihan, thanks anyway :) hihihì

Matahari yg berhasil kurengkuh bercerita kepadaku seperti ini:

"Tahukah kamu seberapa besar cintaku terhadap Bumi? Cintaku seperti ini "Even after all this time, the Sun never says to the Earth 'you owe me', look what happen with a love like that. It lights the whole sky" (Hafidz)

Aku yg selalu menyinari Bumi, membantu proses fotosintesis tumbuhan hijau hingga manusia bisa makan nasi, sayur, dan buah, bersamaan dgn itu manusia juga bisa menghirup oksigen yg dihasilkannya. Sehingga kalian manusia bisa hidup lewat perantara cahayaku. Tahukah kalian wahai manusia? Bahwa semua ini kulakukan karena aku bahagia melihat kalian tumbuh berkembang, beranak pinak, melestarikan jadad, semua ini kulakukan murni karena cinta. Karena cinta yg tulus, tak pernah kuharapkan balasan apapun selain kehidupan kalian.

Tapi apa yang terjadi? Ternyata kalian justru mengutuki aku ketika kilau panasku menyengat kalian, ketika cahayaku beradiasi langsung ke bumi karena ozon yg mulai menipis? Bukankah itu semua justru ulah kalian sendiri. Mengapa mengutuki hari yg begitu panas, yang justru panas inilah yg membawa kehidupan bagi kalian. Mungkin aku pensiun saja jadi Matahari :( sehingga cahayaku tak lagi menggangu kalian. Sehingga tak ada lg siang panas di hari2 kalian"

Begitulah kira-kira keluh Matahari padaku :)

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha

Quatrain About a Pot

"On a nameless clay I see your face once more My eyes are not that dim, obviously for seeing what is not there What is the worth of this pot, anyway, save part illusion? something that will break one day and for us to make eternal" (Goenawan Mohamad)

The Boy Who never Listened

One day a mother said to her son, "I must go out now and do some shopping. I want you to look after the house." "Yes, mother," the boy said. But he was not listening. He was interested only in his game. "There are three people will come to the house: first the butcher, then my friend and lastly a beggar," his mother explained. "Are you listening to me?!" cried the mother. "Yes, Mom," said the boy, but his eyes didn't leave his game. "Very well, when the butcher comes, tell him that his meat is too fat and he must never come here again!" ordered the mother. "Ask my friend to come in and give her a cup of tea. Finally give the pile of old clothes by the door to the beggar. Do you understand??" "All right Mom," answered the boy but still playing with his game. The mother went out and soon there was a knock at the door. The boy put his game down and went to open it. He saw a pile of clothes by the door. &qu