Skip to main content

Recaaaaappp!!

Ahhh lega, ini adalah puncak kegiatan #30HariBlogging kita kawan. Dear Mariya, Ika, Uki, Mujib, Lina, Oza dan Farah, kalian keren sekali. Di tengah rutinitas masih bisa nulis di blog, keren keren keren. Bagaimana perasaan kalian setelah ini? Saya yakin kalian pasti akan merindukannya kan hehehe. *dikeroyok masa*

Baiklah apa saja yang saya tulis selama 30 hari ini?? Ada yang bermakna, ada yang cuma celotehan gak penting karena gak ada ide, ada foto-foto, puisi, lagu, cerpen, sampai curhat colongan. Bagi yang lupa dan mau baca ulang tulisan saya (halah! kepedean) berikut recap nya beserta linknya :)

#Day 2: Sorry
#Day 4: Diam Saja
#Day 5: Kamu di Mana?
#Day 6: Vakansi
#Day 8: Idola Baru
#Day 13: Resign
#Day 15: Tahukah Kamu?
#Day 16: Why so Serious?
#Day 18: Long Weekend
#Day 20:  STFO
#Day 23: Ternyata
#Day 24: Fears
#Day 26: Okesip!
#Day 28: Plesir Pasir

Last but not least, more than million appreciation to you guys yang sudah menyempatkan diri membaca tulisan-tulisan saya dan juga berkomentar. OKESIP!!

Comments

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha...

#Day 7: Daisy, Kumbang dan Matahari Bercerita pada Taman

Than there to look upon the daisy, That for good reason men do name The ‘day’s-eye’ or else the ‘eye of day,’ The  Empress,  and flower of flowers all. I pray to God good may her befall.   ~Chaucer   Adalah bunga liar nan tumbuh bergerombol, kecil-kecil dengan warna putih dan nektarnya yang kuning, semarak menghiasi taman dengan kemilau yang mengharmonisasi hijau daun dan alang-alang. Ia selalu ingin bisa seperti mereka yang indah dan anggun menghiasi taman. Ia kemudian hanya bisa tersenyum simpul, tangkai dan kelopaknya berdansa kian kemari tatkala angin semilir meniup kehidupannya yang nyaris sempurna. Chaucer berfilosofi, daisy adalah "the day's eye" matanya hari, matahari. Ia mencuri bentuk Matahari. Bentuknya menyerupai mata sang hari, yang begitu indah menerangi. Tapi di sudut taman ini, ada setangkai Daisy yang merasa kelabu, harapannya kosong. Daisy yang tidak pernah bisa percaya diri, Daisy yang tidak pernah bisa melihat bahwa dirinya sa...