Kenapa kau masih saja tinggal?? Mengendap bagai penyakit tak berperih, berkarang, melekat, bagai lumut pada hijaunya yang merubah kelam menjadi hitam.
Aku lebih suka kau mati!
Bukankah kau telah lama ku bunuh? Tapi mengapa kau masih tetap saja hidup!?
Terbuat dari apakah dirimu?? Ingatkah Kau? Dahulu aku pernah merobek perutmu, mengeluarkan isinya dan membiarkannya tercecer, amis, membusuk, sebelum akhirnya anjing-anjing jalanan itu menjilati setiap pekat darahmu yang menyisa pada tepi-tepi aspal pada sebuah jalan yang menyerupai ganglion-ganglion retak.
Terbuat dari apakah dirimu?? Mengapa kau masih saja bisa tersenyum padaku.
Saat kutemui kau tergantung pada pohon angsana dengan sejumput tali goni yang telah dengan susah payah kuikatkan pada dahan terkuatnya agar mampu mengeratkan lehermu dan menggantung badanmu dengan sempurna.
Mengapa kau masih saja hidup???
ANJING!!
Terbuat dari apakah kamu? Materi apa yang menyusun setiap kromosom dalam darahmu? rasa amisnya masih lengket di lidahku saat kukira telah habis kuhisap seluruh cairan merah dalam tubuhmu. Setan dari neraka mana yang terangkai dalam setiap rantai DNA mu?! dan yang telah merubahnya menjadi rangkaian-rangkaian maut yang selalu mengganggu waktu sendiriku.
Aku ingin kau MATI!
Aku ingin kau pergi!
Harus berapa kali aku membunuhmu?
Harus berapa lama lagi aku memelihara babi?
Aku ingin kau mati.
PAda matamu kutancapkan tombak yang menusuk jantungku...
Comments