Aku mabuk berat. Dasar cewek matre!! Berani-beraninya dia meninggalkanku setelah semua hartaku ia kuras. Kurang asem!! Rupanya dapat mangsa baru dia. Masih belum pagi, aku masih sanggup beberapa shot tequila lagi untuk melupakan ia yang baru saja memutuskanku demi jutawan tua, botak, dan jelek itu. Betapa sialnya aku! Ah, tapi aku harus move on! Buat apa terus memikirkan cewek matre itu! Sekejap ide brilliant untuk move on itu muncul tatkala aku melihat seorang wanita sungguh cantik dengan pakaian yang sungguh menggoda duduk sendiri di pojok sana, mungkin bisa jadi pengobat lukaku. "Mau tambah lagi minumnya? Aku yang traktir!" Sapaku, mencoba seramah mungkin. "Oh ya? Boleh. Margaritanya satu lagi Mas Bartender!" Oh Tuhan, sungguh dia benar-benar cantik, kemana saja aku selama ini! "Sering nongkrong di sini juga? Kok saya baru lihat kamu di sini." "Iya, baru kali ini, biasanya saya lebih suka di Red Line, Mas!" "...