Skip to main content

Posts

Recaaaaappp!!

Ahhh lega, ini adalah puncak kegiatan #30HariBlogging kita kawan. Dear Mariya, Ika, Uki, Mujib, Lina, Oza dan Farah, kalian keren sekali. Di tengah rutinitas masih bisa nulis di blog, keren keren keren. Bagaimana perasaan kalian setelah ini? Saya yakin kalian pasti akan merindukannya kan hehehe. *dikeroyok masa* Baiklah apa saja yang saya tulis selama 30 hari ini?? Ada yang bermakna, ada yang cuma celotehan gak penting karena gak ada ide, ada foto-foto, puisi, lagu, cerpen, sampai curhat colongan. Bagi yang lupa dan mau baca ulang tulisan saya (halah! kepedean) berikut recap nya beserta linknya :) #Day 1: I Need a Break on May Day #Day 2: Sorry #Day 3: Besok Tak Ada Lagi Kata #Day 4: Diam Saja #Day 5: Kamu di Mana? #Day 6: Vakansi #Day 7: Daisy, Kumbang, dan Matahari Bercerita pada Taman #Day 8: Idola Baru #Day 9: Hi Guys! You Rock!! #Day 10: Renungan di Pagi Hari #Day 11: Mencoba Berpuisi #Day 12: What is Bad and Good Idea? #Day 13: Resign #Day 14: ...

#Day 30: Berguna dalam Ketidakbergunaan

Pak Mayan dan Pak Wira, setelah matahari meninggi, beristirahat di warung kecil pinggir kampung untuk meminum kopi. Siang ini sungguh mereka sangat kelelahan, beberapa pohon di hutan yang mereka tebang masih tergolek di tengah hutan menunggu truk-truk pengangkut yang akan datang setelah jam tiga sore. Kopi hitam buatan Neng Lilis yang manis membuat Pak Mayan dan Pak Wira lupa akan lelahnya. Kedua buruh penambang hutan itu bercakap sambil menyantap beberapa potong pisang goreng dan telur asin. Pak Mayan : Kamu lihat pohon yang sangat besar di perbatasan hutan dan kampung ini? Batang dan cabangnya berliku-liku hingga sulit diukur dengan meteran. Pohon itu sungguh tidak berguna, jika dijadikan tiang rumah pasti ia akan menghasilkan jamur dan cacing-cacing. Kalau dijadikan perahu kayu pasti perahu itu akan tenggelam, jika dibuat atap rumah atau pun kursi dan perabot rumah tangga lainnya pasti akan cepat keropos dimakan rayap. Pohon itu sudah tua sekali dan sangat tidak bermanfaat. ...

#Day 29: What Life Means for You?

Look at the header of my blog! It's not just a header. Every picture means something for me. It's how I interpret what life goes cycling to me, what life means for me. So what's the meaning of life for you anyway? Grow something in your hands, Love someone with all your feeling, Miss the joyful and look behind them with your tears, Getting old, and live alone... *foto yang terakhir "sandal" taken by @__Uki, with great appreciation.

#Day 28: Plesir Pasir

Terkait dengan postingan saya di #Day16: Why so Serious? Akhirnya datang juga hari yang dinanti, (gak dinanti juga sih) sebenernya capek juga jadi panitia, pengen cepat-cepat hari H. Hari yang saya maksud yaitu hari di mana saya, dan rekan-rekan saya sekantor bertamasya melepas penat. Tujuannya sih gitu, semoga ya :) Pada Sabtu dan Minggu yang terang benderang itu kami mengunjungi Pulau Bidadari, itulah mengapa kegiatan ini diberi judul Plesir Pasir. We're having fun. Cuma sayangnya karena sibuk jadi panitia saya gak sempet jepret sana sini, tapi ini ada beberapa foto yang saya suka sekali yang diambil oleh teman sekantor saya, seorang Creative Director, Akang Yayan Mono , (click it, you'll be amazed). Saya mengagumi foto-foto jepretannya, komposisi dan angle-anglenya sangat pas dipandang mata, yet full of interpretation, yah sebelas dua belas lah ya sama hasil jepretan cowok saya. *gak mau kalah* Oh iya device yang dia pakai kala itu cuma iPhone 4 loh, sama seperti yang saya...

#Day 27: Hikayat Sepotong Kayu

Golongan putih. Dosakah saya jika saya termasuk ke dalam golongan putih, alias golput, abstain, tidak memilih?  Jika iya, biarlah saya berdosa karena telah membuang sia-sia hak saya sebagai seorang pemilih. Tapi bukankah kita hidup di negara yang katanya menjunjung demokrasi?? Kalo iya (lagi) berarti memilih atau tidak memilih adalah privilege saya juga bukan? Oke, banyak yang bilang kalau golput itu haram, dianggap tidak bertanggung jawab, tidak mengerti hak dan kewajiban sebagai warga negara. Bagi saya pandangan seperti itu justru punya kepentingan terselubung (mau benar atau tidak), setidaknya untuk menekan jumlah suara untuk what-so-called kandidat yang menjadi sponsor omdo-nya. Jika memang benar-benar ada orang yang dipercaya untuk bisa memimpin atau "duduk disinggasana kekuasaan" dengan benar-benar arif dan sudah terbukti, mungkin saya tidak akan golput. Well, tulisan ini sebenarnya bukan untuk mempengaruhi anda untuk golput seperti saya, hanya saja jang...

#Day 26: Okesip!

Saya seringkali dengar @yyunikaa atau @__uki menyebutkan kata OKESIP!! belakangan ini. Apakah kata itu jadi trend baru? Padahal saya sudah lama sekali familiar dengan kata okesip tersebut. Dan apakah ada hubungannya? Well, let's see nanti saya tanya mereka. Dalam lingkungan kerja saya di dunia creative, kata okesip tersebut menjadi kata yang sangat di nanti-nanti, kata yang dipuja-puji, terutama untuk para art director, copywriter dan juga account executive. Setelah mendengar kata itu dari para Group Head, Creative Director ataupun client rasanya seperti habis minum satu gentong air es di gurun sahara. Legaaaaaa!! Pasalnya sering kali para anak kreatif dibuat repot setengah gila setelah mendapat brief pekerjaan, lalu brainstorming, lalu punya ide, lalu melakukan eksekusi dengan nge-layout misalnya, nah proses eksekusi ini lah yang kadang sangat panjang, butuh proses lama dan juga menyita waktu tenaga dan pikiran. Saat melayout kadang terdapat perdebatan antara ae, dan art d...

#Day 25: Pekerjaan Adalah apa yang Kita Lakukan

Benar sekali, pekerjaan seharusnya berarti apa yang kita lakukan bukan tempat yang kita tuju. Ada yang tahu maksud dari kalimat saya tersebut apa? Setahun yang lalu ketika saya masih bekerja di kawasan perkantoran Jakarta Pusat, saya bisa menghabiskan waktu 4 jam di jalanan menuju kantor, (pulang-pergi Bekasi - Jakarta). Alasannya kenapa? Bukan karena jarak yang jauh, tapi karena MACET, belum lagi kalo kereta commuter line yang saya tumpangi bermasalah, atau gangguan cuaca buruk yang membuat jalanan begitu seram dan lagi-lagi macet masalah utamanya. Bayangkan jika saya menghabiskan waktu 4 jam di jalan dalam sehari berapa jam yang saya habiskan selama sebulan? Yup, 20 hari kerja berarti 80 jam dan kalau setahun tinggal kalikan saja dengan 12, hasilnya adalah.... Fuulllaaaaa saya menghabiskan 960 jam yang equal dengan 40 hari. Bisakah anda bayangkan 40 hari saya habiskan di jalan? Coba kalau diconvert ke hari yang produktif, sungguh saya bisa mendapatkan bayaran 2 bulan gaji. Ya gak...