Skip to main content

Masa Lalu

It seems I can't forgive the past. I dunno why... Can you tell me why??? Masa lalu, aku gak suka masa lalu, sesuatu yang sudah kulewati dan tak kuketahui, bagai misteri, kesamarannya selalu tetutup kabut dan abu-abu. ingin rasanya hidup hanya untuk hari ini, no past!!!

Masa lalu selalu tampak menyeramkan bagiku, aku juga gak tahu kenapa. Aku ingin menghapus masa lalu...

This is a song from Saras Dewi about the past.

"Lalu Masa, sang kebencian tak pernah musnah.
Luka jiwa tertikam cinta oleh perihnya, sampai tiba...

Terkuak rahasia, tabir itu terbuka
Dan menghantar jutaan getar pesona...
Riak hati terbawa pergi ombak samudera,

Gemuruhnya, seolah akan membawa lara...

Namun cinta semakin terhempas ditelan kenyataan
Badai tiba dan tiada kunjung reda...

Menghindari bayangan, ingkari perasaan,
Menepisku dalam bisu
Merajut sembilu, menusuk keinginan gelora tak tertahan
Merasakan perpisahan,
Satu percintaan dari masa silam...

Bergelora dan kembali, tetapi kini penuh semak, onak, dan duri...."

entah apa maksud dari lagu Saras yang absurd itu, karena bagiku meskipun waktu dapat dilogikakan berdasarkan rasio dan keempirisannya, namun tetap saja waktu bagai suatu yang samar, misteri, absurd, karena lingkarnya membuatku berputar dalam situasi yang kadang menyesakkan dan sedikit memanipulasi.

Dan masalalu dengan segala keabsurditasannya, bolehkah kukatakan aku membencinya...
jangan ingatkan aku tentang masa lalu, aku hanya ingin hidup untuk saat ini.

Absurd...

Comments

Popular posts from this blog

"Bagai Pasir di Tanah itu, Aku Tak Harus jadi Penting" (Seno Gumira)

Saya mengutip dari Seno Gumira "Bagai pasir di tanah itu, saya tak harus jadi penting." Karena saya adalah hanya saya, dan kesayaan inilah yang mungkin membuat saya berfikir bahwa saya tidaklah harus menjadi penting dan dipergunjingkan. Ini adalah hidup saya. Saya yang menjalaninya dan sayalah pula yang akan menanggung akibat dari baik atau buruknya suatu perbuatan yang saya lakukan, dan saya mencoba sangat untuk bertanggung jawab atas itu semua. Lalu anggaplah saya hanya sebagai pasir yang terhampar pada gundukan tanah itu, tak ada gunanya memperhatikan saya karena saya hanyalah materi yang mungkin sama dan tak penting. Tapi kenapa sepertinya kehidupan saya menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Saya tidak sedang merasa sebagai selebritis, tapi saya hanya merasa kehidupan saya yang sudahlah amat cukup terisolasi oleh ketidakhadiran dan ketidakpentingan saya, menjadi terusik. Sebenarnya pula saya bisa saja tidak peduli akan semua itu, seperti ketidakpedulian mereka terha

#Day 7: Daisy, Kumbang dan Matahari Bercerita pada Taman

Than there to look upon the daisy, That for good reason men do name The ‘day’s-eye’ or else the ‘eye of day,’ The  Empress,  and flower of flowers all. I pray to God good may her befall.   ~Chaucer   Adalah bunga liar nan tumbuh bergerombol, kecil-kecil dengan warna putih dan nektarnya yang kuning, semarak menghiasi taman dengan kemilau yang mengharmonisasi hijau daun dan alang-alang. Ia selalu ingin bisa seperti mereka yang indah dan anggun menghiasi taman. Ia kemudian hanya bisa tersenyum simpul, tangkai dan kelopaknya berdansa kian kemari tatkala angin semilir meniup kehidupannya yang nyaris sempurna. Chaucer berfilosofi, daisy adalah "the day's eye" matanya hari, matahari. Ia mencuri bentuk Matahari. Bentuknya menyerupai mata sang hari, yang begitu indah menerangi. Tapi di sudut taman ini, ada setangkai Daisy yang merasa kelabu, harapannya kosong. Daisy yang tidak pernah bisa percaya diri, Daisy yang tidak pernah bisa melihat bahwa dirinya sama indahny