Mungkin waktu terus mencuri kisah yang kita tumbuhkan bersama mencoba menyelamatkan yang tertinggal, lupakan betapa memarnya perasaan. Bila kita harus berpisah setelah ratusan malam kumenangis mencoba menahan luka perpisahan. Tanpamu hidupku tiada lagi berarti. Kau yang kurindukan selama-lamanya, memahami jiwaku seutuhnya walau berurai airmata. Kau yang kucintai selama-lamanya memiliki jiwaku setulusnya hingga nafasku kan berakhir... ( Saras Dewi, Jiwa) Mas, setelah malam itu tak akan ada lagi kamu, tak jua ada aku. Sudah kucoba sekuat tenaga, namun dayaku kian melemah ketika bayangmu selalu hadir. Entah kenapa kau selalu menjadi bayangan yang sangat sulit untukku hindari. Hingga aku terus berada dalam gelap untuk mengusirmu. Walau terus berurai air mata tak mampu sesak ini menepis semua kenangan masa lalu. Gelapku pun kian pekat mas, hanya untuk menghindarimu. Masih jelas diingatanku mas, masihkah pula tersangkut dalam benak memorimu? Ahh... mungkin tidak, mungkin kau hanya akan mener